Kesenian Pada Masa Kerajaan Islam Terdahulu di Indonesia | Dunia Islam
Kesenian atau Seni merupakan cara seseorang menunjukkan Kreativitas didalam dirinya Seni bisa saja berbentuk Lukisan 3D, Lagu, Patung, Kaligrafi, dan masih banyak lagi.Islam menggunakan sebuah kesenian di Indonesia tidaklah semata hanya untuk memberikan hiburan saja, tapi juga sebagai media Edukasi (Pembelajaran) dan yang paling utama adalah Dakwah dan mengenalkan Islam kepada para Masyarakat terdahulu
Kesenian telah ada pada zaman nenek moyang terdahulu bisa dibuktikan dengan temuan goresan - goresan yang ada pada Dinding - Dinding Goa, dan pada kesempatan kali ini saya akan membagikan Beberapa Kesenian yang ada pada Zaman Kerajaan - Kerajaan Islam Terdahulu, Berikut Penjelasannya
Kesenian - Kesenian Pada Zaman Kerajaan Islam Terdahulu di Indonesia
1. Permainan Debus
Pengertian Permainan Debus adalah Sebuah Tarian yang pada acara puncaknya para penari akan menusukkan benda tajam ke dalam tubuhnya tanpa meninggalkan luka. Tarian ini diawali dengan pembacaan ayat - ayat dalam Alquran dan juga Shalawat Nabi.Tarian ini Bermula atau mulai berkembang di Indonesia khususnya di Daerah Aceh, Banten dan minangkabau.
2. Seudati
Apa Yang dimaksud dengan seudati, Seudati adalah sebuah Tarian dari Daerah Aceh Indonesia yang dilakukan atau dimainkan oleh 8 orang yang memiliki unsur tari yang Heroik (Kepahlawanan). Setiap Penari atau Pemain dalam Kesenian Seudati akam menyanyikan lagu yang isinya adalah Senandung Shalawat Nabi dan lagu - lagu islami yang mengandung nilai Dakwah Islamiah3. Wayang
Sejarah Singkat Kesenian Wayang, Kesenian Wayang sebenarnya telah ada sejak Zaman Pra Aksara, yakni zaman Neolithikum sekitar 1500 SM dalam sebuah bentuk (Permainan bayang - bayang) yang berpangka pada pemujaan Roh Nenek Moyang.Pada Zaman Hindu-Budha, bentuk wayang mulai mengalami perubahan yaitu menjadi (Wayang Beber) yang cerianya diambil dari sebuah kisah Mahabharata dan Ramayana dari Negara India.
Wayang Beber pun mulai Populer pada masa - masa Pemerintahan Raja Jayabaya dari Kediri pada tahun 1135, hingga sekarang sisa dari pertunjukan wayang beber dikembangkan di Daerah Donorejo pacitan dan Karangmojo, Gunung Kidul Jogjakarta.
Pada zaman islam,wayang beber berubah lagi wujudnya menjadi (Wayang Kulit). Konon ceritanya selain mengambil dari Kitab Mahabharata dan Ramayana dari India, para wali juga telah menciptakan cerita karangan mereka sendiri yang juga disebut (Cerita Karangan) yang isinya mengandung Dakwah Islamiyah.
4. Kesenian Gamelan
Protipe seni Gamelan telah dikenal di Indonesia sejak Zaman Perunggu, yaitu sekitar tahun 500 SM. Hal ini bisa dibuktikan dengan ditemukannya nekara perunggu yang fungsinya sebagai genderang dalam upacara Keagamaan.Menariknya pada nekara perunggu tersebut adanya lukisan Manusia yang sedang meniup alat bunyi - bunyian yang mirip dengan lukisan pada Relief Candi Borobudur.
Alat serupa itu, Kini juga telah ada di Indonesia masih dikenal dan digunakan oleh suku Dayak di Kalimantan yang bernama (Keluri). Jadi protipe seni Gamelan yang dikenal oleh Masyarakat awal di Indonesia setidaknya menggunakan 2 alat musik, yakni: Nekara, dan Keluri.
Pada Masa Hindu-Budha Nekara dan Kaluri berubah namanya menjadi Gamelan yang fungsinya pada saat itu adalah sebagai Alat Musik Tradisional dan Media Hiburan serta sebagai Media untuk Mengiringi Upacara - Upacara Kraton Terdahulu.
Pada Zaman Kerajaan Islam, Gamelan di teruskan tetapi Fungsinya yang berbeda jika pada Zaman Hindu-Budha sebagai Media Hiburan maka pada masa kerajaan islam gamelan digunakan sebagai Media Hiburan sekaligus Penyebaran Agama Islam serta Juga digunakan untuk Mengiringi Upacara Keagamaan, contohnya: Sekaten di Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta.